Misteri Rumah Kosong di Ujung Gang: Kisah Nyata yang Masih Menyisakan Tanda Tanya
Di setiap sudut kampung, selalu ada satu rumah yang dibiarkan terbengkalai, sunyi, dan menyimpan cerita yang tak pernah dijelaskan secara gamblang. Begitu pula dengan rumah kosong yang berada di ujung gang sempit di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Ceritanya sudah tersebar dari mulut ke mulut, namun tak ada yang berani mendekat terlalu lama. Di siang hari, rumah itu hanya terlihat tua dan tak terurus. Tapi di malam hari—atmosfernya berubah total. Seperti ada mata yang memperhatikan setiap orang yang lewat di depannya.
Cerita ini berasal dari Rina (nama disamarkan), seorang mahasiswa yang mengalami langsung kejadian tak masuk akal selama program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa itu, lima tahun lalu.
Awal Kehadiran Rina di Desa
Tahun 2019, Rina dan tim KKN dari kampusnya ditugaskan di sebuah desa yang cukup terpencil. Mereka tinggal di rumah warga yang memang sudah disiapkan untuk menampung mahasiswa selama 2 bulan ke depan. Hari-hari pertama berjalan normal—bahkan menyenangkan. Warga ramah, udara segar, dan makanan desa yang nikmat membuat mereka merasa betah.
Namun sejak awal, ada satu larangan tak tertulis yang sering disebutkan warga dengan nada bercanda: "Kalau malam, jangan suka lewat ujung gang yang deket pohon beringin, ya. Serem itu rumah kosongnya."
Awalnya mereka hanya tertawa, mengira itu bagian dari mitos lokal yang biasa ada di setiap daerah. Tapi larangan itu jadi terasa nyata setelah kejadian pertama menimpa Rina.
Kejadian Pertama: Tangisan dari Dalam Rumah
Suatu malam, Rina pulang sendirian dari pos ronda karena lembur menyiapkan materi presentasi untuk keesokan harinya. Jalanan desa sudah sepi. Lampu jalan remang-remang. Dan saat dia melewati ujung gang, suara lirih seperti orang menangis pelan terdengar dari dalam rumah kosong itu. Tangisan perempuan—seperti seseorang yang sangat sedih dan kesepian.
Rina berhenti sejenak. Merinding. Tapi ia memaksakan diri untuk terus berjalan, mengabaikan suara itu. Sesampainya di rumah, tubuhnya panas dingin, dan malam itu ia sulit tidur. Suara tangisan itu masih terngiang-ngiang di telinganya.
Kejadian Kedua: Sosok Wanita Berambut Panjang
Beberapa hari kemudian, ia dan dua teman KKN-nya, Lintang dan Arif, berjalan bersama melewati gang yang sama sepulang dari acara desa. Saat mereka melintasi rumah kosong itu, Lintang mendadak berhenti dan menunjuk ke arah jendela lantai dua.
"Eh... kalian lihat itu nggak?"
Arif dan Rina langsung mendongak. Di balik tirai robek yang menggantung lusuh, ada sosok wanita berdiri diam, memandangi mereka. Wajahnya tidak jelas. Rambutnya panjang menutupi sebagian muka. Hanya matanya... terlihat tajam, tidak berkedip.
Rina ingin berteriak, tapi tubuhnya kaku. Saat ia memberanikan diri untuk berkedip sejenak dan menoleh lagi, sosok itu sudah tak ada. Tirai kembali diam, tak bergerak sedikit pun.
Warga Mengungkap Cerita Asli Rumah Itu
Keesokan harinya, mereka bertiga akhirnya bertanya pada Pak Darto, pemilik warung kopi yang biasa mereka datangi setiap sore.
Pak Darto awalnya terdiam, tapi akhirnya bercerita:
"Dulu yang punya rumah itu namanya Bu Sarinem. Dia tinggal sendirian setelah suaminya meninggal. Orangnya baik, tapi jarang bersosialisasi. Sampai suatu hari, warga nemuin dia meninggal di dapur... katanya sih bunuh diri. Tapi anehnya, gak ada tanda-tanda jelas. Sejak itu, rumah itu kosong. Yang mau ngontrak, pasti nggak betah. Ada yang bilang suka denger suara sapu, ada juga yang ngaku ngeliat perempuan nangis di dapur. Sejak tiga tahun lalu, gak ada lagi yang berani deketin rumah itu."
Malam Terakhir yang Menegangkan
Menjelang akhir masa KKN, Rina sempat bermimpi didatangi seorang wanita yang duduk di sudut kamarnya. Wanita itu menangis sambil berkata pelan, "Aku cuma pengen didoakan..."
Mimpi itu sangat nyata. Rina langsung bangun sambil berkeringat dan ketakutan. Namun pagi harinya, ia menceritakan mimpi itu ke teman-temannya dan mereka sepakat untuk mendoakan arwah Bu Sarinem bersama di masjid desa. Sejak itu, gang tersebut terasa sedikit lebih tenang, dan tidak ada kejadian aneh sampai mereka pulang.
Penutup: Percaya atau Tidak, Mereka yang Pernah Lewat Pasti Merasakan Sesuatu
Hingga kini, rumah itu masih berdiri. Tak berubah, tetap kosong, tetap menatap siapa pun yang lewat dengan sunyi yang mencekam. Percaya atau tidak, kisah ini adalah cerita nyata dari seseorang yang pernah merasakannya langsung. Di luar nalar manusia, terkadang memang ada sesuatu yang ingin didengar... atau sekadar ingin dikenang.